Penjelasan tentang aturan bersenggama - بَيَانُ تَدْبِيرِ الحَرْث
قَالَ الإِمَامُ العَالِمُ العَلَّامَةُ جَلَالُ الدِّين عَبْدُ الرَّحْمَن السُّيُوطِي فِي الرَّحْمَة
Imam Jalaluddin Abdurrahman Al-Suyuti berkata dalam Kitab Ar-Rahmah:
إِعْلَمْ أَنَّ الجِمَاعَ لَا يَصْلُحُ إِلَّا عِنْدَ هَيَجَانِ الشَّهْوَةِ مَعَ اسْتِعْدَادِ المَنِي
Ketahuilah bahwa senggama tidak baik kecuali ketika memuncakya birahi serta siapnya sperma
فَيَنْبَغِي أَنْ يُخْرِجَهُ فِي الحَالِ كَمَا يُخْرِجُ الفُضْلَةَ الرَّدِيئَةَ بِالإسْتِفْرَاغاَتِ كَالمُسْهِلَات
Maka ia hendaknya mengeluarkan sperma seketika, seperti ia mengeluarkan sisa kotoran dengan buang air besar seperti sakit perut
فَإنَّ فِي حَبْسِهِ عِنْدَ ذَلِكَ ضَرَراً عَظِيمًا
karena dengan menahan sperma ketika memuncaknya birahi dapat menyebabkan bahaya yang besar.
وَالمُكْثِر مِنَ الجِمَاعِ لَا يَخْفَى هَرَمُهُ سَرِيعًا وَقِلَّةِ قُوَّتِهِ وَظُهُورِ الشَّيْبِ فِيه
orang yang kebanyakan melakukan senggama pasti cepat penuaanya, lemah tenaganya dan tumbuhnya uban
َوَلِلْجِمَاعِ كَيْفِيَةٌ وَهِيَ أَنْ تَسْتَلْقِىَ المَرْأَةُ عَلَى ظُهُورِهَا
bersenggama itu ada cara yaitu hendaknya isteri terlentang di atas punggungnya
وَيَعْلُوهَا الرَّجُلُ مُلَاعَبَةً خَفِيفَةً مِنَ الضَّمِّ وَالتَّقْبِيلِ وَنَحْوِ ذَلِك
dan suami berada di atasnya seraya melakukan cumbuan ringan berupa mendekap, mencium dan lain sebagainya
َحَتَّى إِذَا حَضَرَتْ شَهْوَتُهَا أَوْلَجَ وَتَحَرَّك
sampai ketika isteri bangkit birahinya maka maka suami memasukkan dzakar dan menggesek – gesekkannya
فَإِذَا صَبَّ المَنِيُّ فُلَا يَنْزِعُ بَلْ يَصْبِرُ سَاعَةً مَعَ الضَّمِّ الجَيِّدِ لَهَا
sampai saat suami sudah ejakulasi maka jangan mencabut, melainkan sabar beberapa saat disertai dekapan baik kepada istri
فَإِذَا سَكَنَ جِسْمُهُ سُكُونًا عَظِيمًا نَزَعَ وَمَالَ عَلَى يَمِينِهِ حِينَ النَّزْع
Baru setelah tubuh suami sudah tenang maka ia mencabut dan ia codong pada sisi kananya ketika mencabut
فَقَدْ ذَكَرُوا أَنَّ ذَلِكَ مِمَّا يَكُونُ بِهِ الوَلَدُ ذَكَر
ulama’ menerangkan bahwa tindakan demikian merupakan penyebab anak akan menjadi laki-laki.
ًوَيَمْسَحَانِ فَرْجَهُمَا بِحِرْقَتَينِ نَظِيفَتَينِ لِلرَّجُلِ وَاحِدَةً وَلِلْمَرْأَةِ وَاحِدَة
dan keduanya mengelap alat kelamin masing-masing dengan dua kain, untuk suami satu dan untuk isteri satu
وَلَا يَمْسَحَانِ بِحِرْقَةٍ وَاحِدَةٍ فَإنَّ ذَلِكَ يُورِثُ الكَرَاهَة
Jangan sampai keduanya menggunakan satu kain karena hal itu dapat memicu pertengkaran
وَأَحْسَنُ الجِمَاعِ مَا يَعْقِبُهُ نَشَاطُ وُطِيبُ نَفْسٍ وَبَاقِى شَهْوَة
Bersenggama yang paling baik adalah senggama yang diiringi dengan sifat agresif, kerelaan hati dan masih menyisakan syahwat.
وَشَرُّهُ مَا يُعْقِبُهُ رَعْدَةٌ وَضِيقُ نَفْسٍ وَمَوتُ أَعْضَاءٍ وَغَشِيَانٌ وَبُغْضُ الشَّخْصِ المَنْكُوحِ فَإنْ كَانَ مَحْبُوبا
dan senggama yang paling jelek adalah senggama yang diiringi gemetar, gelisah, anggota badan terasa mati, pingsan, dan marahnya seorang yang dinikahi, walaupun ia dicintai
فَهَذَا القَدْرِ كَافٍ فِي تَدْبِيرِ الأَصْلَحِ مِنَ الجِمَاع
keterangan ini sudah cukup untuk mengatur senggama yang paling baik
Selanjutnya : Bab Etika Bersenggama - آدَابُ الجِمَاع
No comments:
Post a Comment