Menata Hati atas Perpisahanmu


Menata Hati atas Perpisahan mu

Oleh : Rifki Yusak

Aku rasa, setelah perpisahan itu. Aku harus menata hati atas kepergianmu yang menyisakan sejuta kenangan. Butir-butir rindu kian berdatangan kepadaku sesaat dikau mulai dalam kejauhan. Di masa inilah aku harus mulai bersabar, bersabar akan jauh darimu dan bersabar akan terkaan rinduku kepadamu.

Aku juga mulai merangkai kata, atas sisa-sisa kenangan kita sesaat sebelum perpisahan memisahkan. Merajut menjadikanya sebuah pengharapan agar nantinya dapat berjumpa. Hingga senantiasa aku berdoa dan bermunajat cinta kepada Tuhan Sang pencipta cinta.

Kini, dalam ruang tunggu ini aku meramu namamu dalam bait-bait puisiku, mengabadikannya dalam sajak intuisiku dan memahatnya dalam saripati syairku.

Aku akan jua mendawamkan kisah kasih kita, tatkala masih dalam bersama. Memutar memori berkasih yang indahnya luar biasa. Selain itu, aku juga akan mendzikirkan namamu dalam helaian nafasku. Melangitkan dalam setiap doaku dan menyepuhnya dalam pengharapanku serta menandzamkan syair-syair rindu yang bermuara dari namamu. Sebab, dengan itu aku menata hati atas kepergianmu dan menjinakan rindu yang kadangkala menerkaku.

Walau hal itu terasa berat, dalam ruang menata hati ini, tapi aku harus tetap jalani. Yakni, menahan segala apa yang diharamkan rinduku padaku dan berpuasa dalam menatap wajahmu hingga waktu berbuka tiba aku halal untukmu.

Dan kita, akan merayakan hari raya kebahagiaan, yang dimana kita akan bertemu, menuai rindu yang sekian lama kita tanam. Olehnya, mari dalam ruang ini, kita menata hati satu sama lain, menata rasa satu sama lain, menata rindu satu sama lain, memper erat kepercayaan satu sama lain dan memperbaiki satu sama lain serta mendoakan satu sama lain. Hingga akhirnya kita bahagia satu sama lain.

Teruntuk diriku 

Teruntuk diriku sendiri, sabar ya atas penantianmu selama ini. Yakin saja penantianmu ini tak akan sia-sia. Penantianmu ini akan berbuah manis dikala masanya tiba. Sabar saja, jalani dan doakan dia. Koneksikan dia dengan doamu kepada Sang Maha Pencipta. Tenang, sabar dan kuasai pasti akan indah pada waktunya.

Percayalah. Dia yang sekarang kamu tunggu. Juga sama merasakan apa yang kamu rasakan. Ia juga rindu, ingin segera temu kangen padamu. Tapi, karena waktu belum mengizinkan terpaksa ia harus lebih bersabar.

Wahai diriku, teruslah bersabar atas penantian yang memilukan. Aku tahu, bahwa hal ini tak mudah, bahkan sulit untuk dijalani. Namun, fase ini harus di jalani. Berlatih jauh kepadanya, yakni kekasih yang sering kali disebut namanya dalam keheningan malam.

Wahai diriku, tetaplah bersabar atas fase menunggumu sekarang. Karena hal ini tak akan lama. Kamu akan menemui titik terang dan lekas bertemu denganya. Hingga kamu bisa bercanda tawa denganya dengan dihiasi berbagai kisah kasih cinta antara dirimu dan dirinya. Seruslah saja mendawamkan namanya dalam setiap hembusan rindumu. Rapalkan doa untuknya dan jangan sampai berdebu. Terus dan terus, jangan bosan-bosan kamu menunggunya.

Wahai diriku, janganlah bosan-bosan untuk merindunya. Teruslah mengukir namanya dalam ruang rindu ini. Sesampai kamu dan dia berjumpa. Buat masa ini menjadi masa memperbaiki diri. Agar kelak jika bersanding denganya kamu dan dia bisa saling melengkapi. Iya, melengkapi satu sama lain. Hingga kamu dan dia menuai kebahagian.

No comments:

Post a Comment