Sejarah Kesultanan Demak



Kesultanan Demak berdiri pada abad 16-an yang didirikan oleh Sultan Fatah yang di bantu oleh para Walisanga. Setelah berdirinya kesultanan Demak Siar Islam semakin ramai, maka hal itu sebagai lambang kebesarannya didirikanlah Masjid Agung Demak yang oleh para Walisanga yang dengan arsitektur utamanya Sunan Kalijaga. 

Setelah Sultan Fatah wafat (1518 M) nahkoda kesultanan di gantikan oleh putranya, Pati Unus. Namun, belum lama memimpin beliau gugur dalam peperangan menumpas penjajah Portugis di Malaka (1521 M) kemudian amanat kepemimpinan di gantikan oleh sang adik, Sultan Trenggono.

Baca Juga : Peringati Hari Guru Nasional, Fathul Huda adakan Lomba Rias Tumpeng

Selanjutnya setelah kemangkatan Sultan Trenggono, nahkoda kesultanan di teruskan putranya, Sultan Prawoto. Namun, pada saat beliau memimpin terjadi pemberontakan yang di lancarlan oleh Pangeran Sedo Lepen. 

Akan tetapi pemberontakan ini dapat di redam. Akan tetapi Pangeran Sekar Sedo Lepen tewas. Karena hal itu, sebagai putranya, Arya Panangsang marah besar dan berniat ingin balas dendam atas kematian ayahnya. Hingga pada akhirnya, Sultan Prawoto dan keluarganya tewas di bunuh Arya Panangsang.

Baca Juga : Tinta-Tinta Imajinasi

Jaka Tingkir sebagai menantu Sultan Trenggono tidak tinggal diam atas pemberontakan yang terjadi pada Kesultanan Demak. Ia dibantu dengan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan berusaha untuk meredam pemberontakan tersebut. 

Hingga Akhirnya atas kegigihan Sutawija, Arya Panangsang terbunuh. Kemudian atas keberhasilannya, ia di beri hadiah berupa bumi di daerah Mataram.

Selanjutnya, setelah tewasnya Arya Panangsang, pusat kesultanan yang asalnya di Demak di pindah menuju Pajang oleh Jaka Tingkir. Sehingga kesultanan beralih nama menjadi Kesultanan Pajang yang raja pertamanya Jaka Tingkir yang mendapatkan gelar Sultan Hadiwijaya.

Ketika kesultanan Pajang tumbang, maka pusat pemerintahan di alihkan menuju Mataram dengan raja pertamanya Sutawijaya yang tak lain adalah anak angkat Jaka Tingkir.

Baca Juga : Profil Masyayikh Fathul Huda

No comments:

Post a Comment